Bayangkan jika Anda seorang system
administrator pada suatu perusahaan yang besar, dan harus menyediakan sebuah
jaringan untuk beberatus komputer. Anda pasti tidak akan berfikir untuk memberi
setting nomor IP, subnet, gateway secara manual pada masing – masing komputer
yang terhubung . Untuk itu Anda bisa memenfaatkan DHCP untuk memberi settingan
secra otomatis pada setiap komputer yang ingin terhubung pada jaringan.
Apa sih DHCP ?
Dynamic Host Configuration Protocol
digunakan untuk meng-automatisasi pemberian IP Address, gateway, subnet masks,
dan parameter IP lainnya. Sangat berguna bagi Administrator untuk memodifikasi
informasi IP pada kondisi tertentu. End User juga dimudahkan oleh servis ini,
karena cepat untuk terhubung ke dalam jaringan tanpa perlu konfigurasi.
DHCP dibuat oleh Internet
Engineering Task Force (IETF) dan menjadi standar pada tahun1993. DHCP based on
BOOTP protocol, yang sangat mudah dan simple. Namun sebenarnya BOOTP tidak
didesain untuk menyediakan dynamic address assigment.
Bagaimana DHCP Bekerja ?
DHCP bekerja dengan 4 langkah : DHCP
Discovery, DHCP Offers, DHCP request, dan DHCP acknowledgement.
DHCP Discovery
Ketika komputer terhubung pada
DHCP-enabled network, client tersebut akan melakukan broadcast , lebih dikenal
dengan DHCPDISCOVER yang berfungsi untuk menemukan DHCP Server. Secara
Optional, client akan merequest last known ip information yang digunakan
client terakhir kalinya. Dan request ini bisa ditolak maupun diterima,
tergantung setting pada DHCP servernya.
DHCP Offers
DHCP Server akan menerima permintaan
(lease) dari client. Lease ini menentukan berapa lama client diijinkan untuk
menggunakan informasi IP yang didapatkan dari server. DHCP message yang dikenal
sebagai DHCPOFFER dikirimkan ke client. Pesan ini berisi lease duration, IP
address, subnet mask, MAC Address client, dan IP Address dari DHCP server.
DHCP Request
Setelah transaksi informasi sukses,
client harus memberitahu DHCP server bahwa informasi yang direquest telah
diterima. Laporan dari client ini berupa broadcast yang telah diinialisasi
dengan DHCP server IP Address. Ini akan memberitahu DHCP server yang lain
supaya tidak memberikan IP information lagi ke client, karena sudah memperoleh
informasi yang diperlukan. Hal ini akan membantu untuk penyediaan IP Address
komputer lain, karena hanya satu lease yang bisa diperoleh per network
interface card (NIC).
DHCP Acknowledgement
DHCP acknowledgement adalah fase
final dari pertukaran data antar server dan client. Pada fase ini server
menerima DHCPREQUEST Message dari client, dan mengirim balik DHCPACK Message.
Paket ini berisi lease duration, dan informasi apa saja yang diinginkan
(request) oleh client. Pada poin ini, proses yang diperlukan untuk terhubung ke
jaringan sudah selesai (complete) dan IP Information pada client sudah
terkonfigurasi dengan benar.
Common DHCP Leases
Seperti yang telah disebutkan
sebelumnya, lease adalah lama waktu yang bisa digunakan oleh client
untuk memakai informasi yang didapatkan dari DHCP server. Untuk mendapatkan
kebutuhan lease sepenuhnya pada DHCP configuration, kita harus tahu jaringan
seperti bagaimana yang akan dipakai. Lease pada umumnya bisa di set mulai dari
15 menit sampai 1 bulan. Jadi bagaimanakan lease yang ideal?
15 Menit – Anda mungkin menggunakan15 menit
lease time ketika client yang ada lebih banyak daripada IP Address yang
disediakan. Hal ini akan memastikan bahwa setiap client pada jaringan, walaupun
mungkin IP Address yang disediakan tidak memadai. Mungkin konfigurasi ini
adalah pilihan yang baik, misalnya untuk wireless access point yang ramai
client. Namun perlu diketahui bahwa network performance akan terhitung rendah
karena seiring dengan penambahan DHCP messages.
24 Jam – Konfigurasi yang paling umum pada
banyak DHCP server, Server ini akan memperbaharui informasi untuk tiap device
setiap 12 jam (renew time = 50% dari lease time). Jika proses renewal gagal
karena beberapa sebab, akan mencoba kembali dalam 6 jam (misalnya). Pada 24 jam
lease time ini, akan mengijinkan user baru untuk terhubung ke jaringan
seharian. Baik untuk untuk penerapan pada rumah dan pekantoran.
1 Minggu – Jangka waktu ini akan mengijinkan
jaringan untuk tidak melakukan banyak perubahan ketika beroperasi. Jika terjadi
perubahan pada struktur network, client akan memerlukan perubahan juga untuk
bisa menggunakan network secara semestinya. Konfigurasi seperti ini bisa
digunakan untuk network pada tingkat kefleksibelan tertentu, tapi juga membuat
network tidak penuh dengan DHCP traffic.
4 Bulan – Lease ini lebih diperuntukkan untuk
suatu network yang stabil dan tidak sering berubah. Konfigurasi ini cocok
digunakan untuk educational networks ketika liburan musim panas misalnya. Pada
saat itu komputer akan jarang digunakan sekitar 3 bulan (sayangnya di Indonesia
tidak ada liburan musim panas ). Konfigurasi ini akan
menyimpan IP Information selama komputer tidak dipakai atau tidak ada
aktivitas.
1 Tahun – Jika user tidak menggunakan IP
Address dalam waktu 6 bulan, maka user dianngap tidak kembali. Hal ini sangat
bagus untuk network yang punya persediaan IP Address yang banyak untuk
dikonfigurasi pada wide range clients. Jika user tidak kembali dalam 6 bulan,
kita dapat me-recover IP Information untuk kegunaan yang akan datang. Dalam
kondisi ini prioritasnya bukan untuk client, tapi untuk simple housekeeping.
Infinite – Sangat diajurkan sekali untuk tidak
mengkonfigurasi lease dalam infinite time. Hal ini akan membuat jaringan
seperti batu. Misal jika ada laptop user yang merequest IP Address dan tidak
pernah kembali, maka IP yang digunakan tersebut tidak bisa digunakan lagi.
Beberapa device juga tidak support untuk konfigurasi ini, karena selain masalah
tadi, juga ada resiko membuat server crash dan masalah – masalah lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar